SAFEnet Berpartisipasi di IGF ke-17 di Addis Ababa

Dua poster berukuran sekitar 0,5 meter persegi di dinding lapak SAFEnet itu seolah menjadi medan perang. Tiap pengunjung yang datang akan menempel stiker emoji sesuai pandangan mereka. Ada yang menempel emoji cinta. Biasanya mereka staf pemerintah. Lalu, pengunjung lain kemudian menutupnya dengan emoji marah. Mereka rata-rata warga atau wakil organisasi masyarakat sipil.

Maka, dua poster yang ditempel di dinding papan kayu putih itu menjadi tempat “perang emoji”. Selama lima hari pada pelaksanaan Pertemuan Tahunan Internet Governance Forum (IGF) ke-17 itu, ratusan emoji itu pun tak hanya menghiasi dinding lapak SAFEnet, tetapi juga menunjukkan bagaimana Internet adalah juga medan kontestasi beragam kepentingan: pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha, akademisi, pembela hak asasi manusia, dan lain-lain.

Inilah alasan kenapa Pertemuan Tahunan IGF menjadi relevan ketika membahas Internet. IGF adalah ruang di mana beragam kepentingan itu bertemu, berdiskusi, dan barangkali bersepakat untuk mewujudkan tata kelola Internet yang lebih adil, berimbang, dan menghormati hak asasi manusia (HAM).

Tahun ini, SAFEnet kembali berpartisipasi dalam IGF yang diadakan di Addis Ababa, Ethiopia pada 28 November 2022 – 2 Desember 2022. Selama lima hari, tim SAFEnet yang terdiri dari Kepala Sub-divisi Digital at Risk (DARK) Ellen Kusuma, Kepala Divisi Kebebasan Berekspresi Nenden Sekar Arum, dan Sekretaris SAFEnet Anton Muhajir mengikuti IGF secara penuh. Ada pameran di IGF Village, pembicara, maupun sekadar peserta di beberapa sesi.

Ellen Kusuma, misalnya, berbicara tentang isu kekerasan berbasis gender online (KBGO) untuk sesi berjudul “Harass Me Not” yang diorganisir SFLC.in bersama pembicara dari Association for Progressive Communications (APC), dan Digital Defenders Partnership (DDP). Di dalam sesi ini, SAFEnet berbagi tentang pengelolaan layanan bantuan untuk korban KBGO di Indonesia, beserta praktik baik dan tantangannya.

Sesi ini dapat ditonton kembali di YouTube.

SAFEnet juga berbicara di sesi Best Practice Forum tentang Gender dan Digital Rights. Di sesi ini Ellen mengangkat isu tentang proses digital forensik dalam prosedur hukum yang rentan melanggar privasi dari korban, dan mendorong pemangku kepentingan seperti platform digital dan komunitas teknis untuk bisa turut merespons hal ini.

Selain melalui dua sesi itu, SAFEnet juga mengenalkan lembaga dan programnya melalui lapak di IGF Village. SAFEnet menampilkan profil organisasi, membagikan publikasi berupa laporan tahunan dan laporan situasi hak-hak digital, serta publikasi terkait KBGO. SAFEnet juga memasang poster interaktif sebagai survei sederhana yang mengajak pengunjung untuk mengekspresikan pendapatnya terkait kondisi kebebasan internet di negaranya.

Ada dua poster survei ini dengan lima pertanyaan berbeda, yaitu:
1. How is your country’s Internet freedom?
2. Internet situation based on:
◦ Feel free to express yourself
◦ Is it inclusive?
◦ Do you feel safe?
◦ Women & children protected?

Pengunjung kemudian menjawab lima pertanyaan itu dengan emoji yang terdiri dari senyum, netral, marah, menangis, bingung, bahagia, kecewa, dan tertawa.

Menariknya, poster itu kemudian menjadi semacam “medan perang” untuk menempel emoji sesuai kepentingan masing-masing pengisinya. Pihak pemerintah biasanya memasang wajah bahagia, sedangan warga biasa memasang wajah sedih atau marah. Ini terutama terjadi pada peta negara Ethiopia, tuan rumah IGF tahun ini. Selain Ethiopia, pengunjung datang dari berbagai negara lain mencakup lima benua, yaitu Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia – Pasifik.

Melalui kegiatan interaktif ini, SAFEnet tidak hanya mengajak pengunjung untuk berpartisipasi, tetapi juga mendapatkan gambaran terkait situasi kebebasan Internet di berbagai negara. Sebab, pengunjung tak hanya menempelkan stiker, tetapi mereka juga berkenan untuk menyampaikan lebih lanjut apa yang mereka rasakan secara verbal.

Tema IGF Annual Meeting ke-17 adalah Resilient Internet for a Safe, Sustainable and Common Future. Tema ini diturunkan dalam lima subtema, yaitu Connecting All People and Safeguarding Human Rights; Avoiding Internet Fragmentation; Governing Data and Protecting Privacy; Enabling Safety, Security and Accountability; dan Addressing Advanced Technologies, including AI. Tema itu mempertemukan wakil pemerintah, organisasi masyarakat sipil, swasta, akademisi, dan lain-lain untuk berbagi pengalaman dan pandangan untuk tata kelola Internet yang lebih baik.

Secara umum, selama ikut IGF 2022, SAFEnet telah mengenalkan organisasi SAFEnet ke audiens global melalui lapak pameran; mengampanyekan pentingnya kebebasan Internet sebagai bagian dari HAM pada pengunjung pameran; dan menjajaki peluang kerja sama dengan organisasi lain yang bekerja di isu sama.