Jakarta, 26 November 2020 – Tren kekerasan berbasis gender online (KBGO) terus meningkat secara signifikan dan mencapai level mengkhawatirkan. SAFEnet bekerjasama dengan Google Indonesia berinisiatif mengedukasi generasi muda agar waspada terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online.
Komnas Perempuan mendokumentasikan terjadi peningkatan sebesar 300% kasus KBGO pada 2019, yaitu sebanyak 281 kasus dibandingkan dengan 97 kasus di tahun 2018. Di masa pandemi COVID-19, KBGO dan bentuk kekerasan terhadap perempuan lainnya juga mengalami peningkatan yang signifikan. Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyampaikan, “Ini terutama semakin banyak ketika teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat, apalagi di masa pandemi ketika semua orang berpindah dari ruang-ruang luring ke ruang daring.”
“Berdasarkan laporan Google berjudul “Menuju Kesetaraan Gender Online” yang dilakukan di Indonesia dan enam negara berkembang lainnya, di tahun 2020 terdapat kekhawatiran di kalangan perempuan ketika mereka berinternet dikarenakan oleh beberapa hal seperti cyber-stalking, peniruan, dan pencurian serta penyebaran foto dan data yang tidak diinginkan. Di Google, kami menyediakan teknologi keamanan online yang kuat dan memberikan kontrol privasi agar pengguna dapat memegang kendali langsung atas setelan privasi yang sesuai bagi mereka. Di samping memastikan tersedianya teknologi keamanan terkuat di seluruh produk, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus mengedukasi masyarakat agar tetap aman saat berinternet melalui berbagai inisiatif seperti #JagaPrivasimu Perempuan Aman Internetan ini. Kami percaya lingkungan online yang aman disertai pemanfaatan teknologi informasi yang baik dapat membantu pengguna khususnya kalangan perempuan untuk mendapatkan manfaat positif dari internet dan terus berkarya.” ujar Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs Southeast Asia, Google.
SAFEnet/Southeast Asia Freedom of Expression Network mencatat ada 169 aduan kasus KBGO dalam bentuk penyebaran konten intim non-konsensual hanya dalam kurun waktu Maret-Juni 2020, yakni saat Indonesia mengalami Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Ada peningkatan sebesar 400% dibandingkan dengan 45 aduan kasus serupa yang diterima SAFEnet pada 2019,” ungkap Ellen Kusuma, Kepala Subdivisi Digital At-Risks, SAFEnet. “Karena mayoritas pelapor adalah perempuan berusia muda, kami lihat menjadi imperatif dan mendesak untuk bisa mengedukasi generasi muda, tentang situasi kekerasan berbasis gender online dan cara menjaga privasi di internet sebagai upaya pencegahannya.”
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyampaikan, “Kita semua dapat berperan dalam mencegah dan menurunkan angka kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak. Besar harapan saya kegiatan ini dapat menginspirasi semua pihak untuk bersama-sama mengambil bagian dalam upaya penghapusan kekerasan seksual.”
Mengantisipasi kenaikan angka kekerasan tersebut SAFEnet bekerjasama dengan Google Indonesia, didukung oleh Komnas Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Samahita, dan Hopehelps Network menyelenggarakan kegiatan roadshow online #JagaPrivasimu Perempuan Aman Internetan di 9 Universitas di Indonesia.
Tujuan dari acara yang berbentuk webinar dan kelas online ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan perempuan muda tentang kekerasan berbasis gender, baik online maupun offline, serta mengedukasi pentingnya menjaga privasi dan berperilaku lebih aman di internet. Roadshow online ini juga menjadi bagian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang berlangsung pada 25 November – 10 Desember 2020 dan upaya mendukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
#JagaPrivasimu Perempuan Aman Internetan berlangsung di Telkom University (25 Nov), Universitas Indonesia (28 Nov), Institut Teknologi Bandung (29 Nov), Universitas Pelita Harapan (2 Des), Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (3 Des), Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (4 Des), Universitas Al Azhar Indonesia (5 Des), Universitas Padjajaran (8 Des), dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (10 Des).