DILI – Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) menjalin kerja sama dengan pemerintah Timor Leste dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada bidang komunikasi digital.
Secretary of State for Social Communication Timor Leste Merício Juvenal dos Reis Akara mengatakan kerja sama ini dilakukan sebagai bentuk investasi yang berkelanjutan pada sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pengetahuan para pegawai di Departemen Komunikasi Sosial dalam komunikasi digital.
“Perkembangan teknologi digital ini merupakan kesempatan emas jika bisa dimanfaatkan dengan baik, melalui pelatihan ini kami menginginkan agar sumber daya di pemerintahan ini untuk memanfaatkan semua platform digital,” ujarnya dalam pembukaan program pelatihan di Kompleks Kantor Pemerintahan Timor Leste, Senin, 9 Desember 2019.
Merício juga mengatakan, saat ini pihaknya sedang mulai meningkatkan kemandirian dengan membangun SDM melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di dalam negeri, pasalnya selama ini program untuk mengirim SDM ke luar negeri sudah banyak dilakukan.
“Sejak dulu kami sudah banyak mengirim orang ke luar negeri, sekarang saatnya pelatihan dilakukan di dalam negeri dan akan mengundang orang yang ahli dari luar negeri jika dibutuhkan,” katanya. Ke depannya, dirinya juga akan mendorong peningkatan SDM dalam pengelolaan data, karena pihaknya sadar bahwa data bisa menjadi sumber kekayaan sebuah negara jika dikelola dengan baik.
Sementara itu, Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto mengatakan SAFEnet telah menandatangani kerja sama dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Timor Leste di Bidang Komunikasi dan Pelatihan Sumber daya Manusia dengan memberikan pelatihan pembuatan situsweb serta pelatihan riset dan analisis media online dan media sosial.
“Kami berharap dengan ilmu yang dibagikan akan membantu pemerintah Timor Leste untuk siap menghadapi digitalisasi yang menjadi suatu keniscayaan di abad informasi 4.0 ini,” paparnya.
Pelatihan yang dimulai 9 Desember 2019 ini akan berlangsung selama 5 hari di Dili, Timor Leste dan diikuti sekitar 40 orang peserta yang merupakan pegawai di lingkungan Kementerian bidang Komunikasi Sosial Timor Leste dan beberapa lembaga terkait.