Siaran Pers:
Pemerintah Vietnam, Hentikan Pemenjaraan Blogger dan Netizen!
Pemerintah Vietnam kembali memenjarakan blogger bersuara kritis. Korbannya kali ini adalah Truong Duy Nhat yang menulis kritis tentang pemerintah yang dipimpin Partai Komunis. Tiga hari lalu, blogger yang menulis di Nhat Mot Goc Nhin Khac (Another Point of View) tersebut divonis bersalah dan dihukum penjara dua tahun.
Pengadilan di Kota Danang, Vietnam menyatakan bahwa Truong Duy Nhat bersalah karena telah “menyalahgunakan kebebasan demokratis untuk melanggar kepentingan negara”. Nhat ditangkap pada 26 Mei 2013 karena tulisan-tulisan kritisnya di blog.
Melalui tulisan-tulisan di blognya, mantan wartawan ini sering mengkritik pemerintah, termasuk Perdana Menteri, dari perspektif hak yang tercantum dalam Undang-undang Vietnam maupun perjanjian internasional yang telah disepakati negara komunis tersebut.
Blogger berumur 50 tahun tersebut ditangkap polisi sebulan setelah menulis artikel yang menyerukan pengunduran diri Ketua Partai Komunis Nguyen Phu Trong dan Perdana Menteri Nguyen Tan Dung. Menurut Nhat, keduanya harus bertanggung jawab teradap “kekacauan politik”, “kemerosotan ekonomi”, dan kegagalan untuk memerangi korupsi.
Vonis dua tahun penjara terhadap Nhat menambah daftar panjang blogger maupun netizen yang dipenjarakan oleh pemerintah Vietnam. Berdasarkan data Committee to Protect Journalist (CPJ), hingga saat ini Vietnam telah memenjarakan 18 jurnalis, blogger, dan netizen kritis lainnya. Menurut CPJ, Vietnam di urutan keenam di antara negara-negara paling berbahaya bagi jurnalis dan blogger di dunia.
Menyikapi vonis penjara tersebut, kami yang tergabung dalam Southeast Asian Freedom of Expression Network (Safenet) — bisa diperluas dg mengajak jaringan lain di Indonesia ataupun Asia Tenggara—, menyatakan:
1. Mengecam vonis penjara terhadap Nhat karena vonis tersebut telah melanggar kebebasan berekspresi warga sebagai bagian dari hak asasi manusia.
2. Menyerukan agar pemerintah Vietnam menghormati kebebasan warganya untuk berekspresi termasuk di dunia maya dengan berhenti menangkap jurnalis, blogger, ataupun netizen yang bersuara kritis.
Demikian sikap kami sebagai bagian dari soldaritas terhadap blogger-blogger di Vietnam yang telah menjadi korban represi penguasanya.
Indonesia, 6 Maret 2014