Safer Internet Day yang diperingati pada setiap tanggal 6 Februari ini tak hanya mengingatkan soal internet aman (safer internet) namun juga bagaimana internet dapat menjadi lebih baik untuk semua (better internet) dan menjadi teknologi yang bermanfaat untuk produktivitas semua orang. Dimana setiap orang dapat berdaya dan dapat menggunakan internet dengan bertanggungjawab, saling menghormati, kritis dan kreatif serta produktif.
Safer Internet Day tahun 2018 ini diperingati oleh banyak organisasi, komunitas, dan masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dalam hal ini, Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) juga membuat rangkaian acara yang bertemakan “Digital Security” di beberapa wilayah di Indonesia dengan tajuk Bulan Aman Internetan (BAI) di Februari 2018 ini.
Kegiatan BAI dilaksanakan di beberapa kota misalnya Denpasar, Pontianak, Malang, Surabaya, Depok dan Jakarta. Kegiatan di Jakarta Selatan kali ini bekerjasama pula dengan Relawan TIK Jakarta Raya dan Relawan TIK Depok untuk melaksanakan kegiatan BAI.
Dua narasumber dari SAFEnet yaitu Damar Juniarto selaku Koordinator Regional SAFEnet membawakan materi “Menjaga Kebebasan Berekspresi di Tahun Politik” dan Unggul Sagena dengan materi “Budaya Keamanan Digital”.
Dalam kesempatan acara yang berlangsung pada tanggal 25 Februari di Auditorium STT Nurul Fikri , Jl Raya Lenteng Agung No 20 Jakarta Selatan pada pukul 09.00 WIB – 12.30 WIB tersebut, tidak hanya mengenai keamanan digital namun juga menghadirkan narasumber dari Relawan TIK mengenai “Mendampingi dan Melindungi Anak di Era Digital” oleh Nurul Musyafirah, Relawan TIK Jaksel dan “Kreasi Konten Konten Positif Ala Anak Muda” dari Donna Imelda, Relawan TIK yang juga dosen dan travel blogger nge-hits.
Budaya Keamanan Digital merupakan salah satu cara membiasakan diri untuk waspada ketika online yang membuat kita sendiri aman sembari berselancar. Pertanyaan soal keamanan digital ini adalah sejauh mana usaha kita untuk mengamankan keberadaan kita ketika online dan upaya apa yang kita lakukan, akan sejalan dengan dampak yang kita pikirkan akan terjadi ketika kita tidak aman.
Misalnya, perlindungan data pribadi, apa yang akan terjadi jika data kita bocor, konsekuensi ancaman apa yang akan kita hadapi yang dapat membahayakan. Pada sesi ini juga diberikan tips trik mengamankan data pribadi dan membangun budaya aman berinternetan yang tak hanya dalam ruang maya saja, namun juga kondisi kapan dan dimana kita melakukan akses internet ke informasi-informasi sensitif. Ruang publik, adanya orang disekitar, cermin di belakang, dan selalu log out serta membawa laptop (tidak ditinggal) juga termasuk bagaimana kita berbudaya keamanan digital.
Menjaga Kebebasan Berekspresi di Tahun Politik merupakan hal yang juga perlu diinformasikan ke khalayak, khususnya peserta. Dalam hal ini, beragam kasus yang terjadi beberapa tahun belakangan ini merupakan salah satu indikasi adanya upaya-upaya pihak tertentu untuk memecah belah dan memaksakan kehendak.
Sebagai pengguna internet, kita harus pula sadar dan paham akan risiko ini dan tidak ikut arus yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Karena kebebasan berekspresi dan beropini di dunia siber adalah hal yang harus kita junjung tinggi sebagai hak asasi, namun tanpa harus orang lain sepakat dengan kita, dan melarang (dan menghukum) orang lain berpendapat berbeda.
Mendampingi dan Melindungi Anak di Era Digital merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh setiap orangtua. Karena era digital ini, anak-anak mau tidak mau akan terlibat dan lahir dengan kondisi demikian (digital natives). Sementara orang tua pun harus menyesuaikan diri dengan belajar dan juga memberikan pemahaman, termasuk aturan-aturan berbasis keteladanan bagi anak.
Jadi tidak melarang saja, namun orang tua juga menberikan teladan dan “kontrak” dengan anak bagaimana mereka berinternet. Mendampingi anak di era digital juga bukan berarti semuanya “dikepoin” tapi dibangun kepercayaan agar orangtua menjadi top of mind dan anak memahami apa-apa yang perlu dibagi ke orangtua.
Selain itu, ada beberapa tools yang bisa dimanfaatkan dalam mendampingi dan melindungi anak, misalnya aplikasi kids lock di smartphone maupun rating games yang harus orangtua ketahui apabila anak meminta bermain games.
Anak muda, yang saat ini sangat gandrung dengan internet, apa-apa sosmed dan internetan, maka diperlukan pula Kreasi Konten Positif ala Anak Muda yang dapat menjadi cara untuk remaja dan anak muda berkreasi memanfaatkan internet.
Beragam konten yang bermanfaat, selain menjadi informasi, juga karena sifat internet yang memungkinkan kolaborasi dan pembuatan kreasi menjadi online dan mendapat masukan berbagai pihak.
Maka anak-anak muda kreatif dapat menunjukkan karyanya, dan dapat mendapatkan finansial tambahan dari sana. Informasi-informasi yang kita bagi di Internet yang positif, akan memberikan nilai tambah dan kebaikan dari internet yang memiliki banyak risiko jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Acara yang bertepatan dengan gerakan Safer Internet Day 2018 yang sangat bermanfaat ini berakhir pada siang hari dan diakhiri dengan foto bersama semua peserta yang hadir. Momen Bulan Aman Internetan (BAI) 2018 yang diselenggarakan bersama antara SAFENet dan Relawan TIK dalam memeriahkan Safer Internet Day 2018 ini semoga menjadi salah satu sarana untuk kita semua memanfaatkan internet sehat dan aman dan menjadikan internet sebagai alat untuk berkreasi dan produksi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bukan hanya sebagai ruang baru yang kita tidak siap menerimanya.
Unggul Sagena
Relawan SAFEnet Depok